Ronaboyd Mahdiharja

Sebuah goresan nan Pribadi mengenai metamorforsis dalam alam pemikiran perjalan menjadi manusia.

Jul 5, 2019

Whitman dalam Prolog

Suatu ketika si Anis mengatakan bahwa Kata Pengantar dalam buku himpunan puisi yang kuterjemahkan dapat membuat seorang wanita baper. Saya sendiri tidak tahu bagian mana yang membuat baper. Setelah kubaca berulang kali, mungkin bagian awal buku. Kira-kira beginilah sepenggal Kata Pengantar buku himpunan puisi yang kuterjemahkan, dicetak secara terbatas untuk seserahan pernikahan:

KATA PENGANTAR


“I am the poet of the Body and I am the poet of the Soul.” – Walt Whitman

Engkau istimewa. Bukan karena kecantikan, kecerdasan, atau berbagai alasan lain. Melainkan karena engkau telah bersedia memilihku untuk sisa hidupmu, semoga. Maka daripada itulah, sehimpun puisi terjemahan ini kupersembahkan untukmu.
Dari begitu banyak penyair hingga akhirnya saya memilih Walt Whitman sebagai pembuka buku ini. Barangkali di Indonesia namanya tidak begitu populer karena membaca karya Whitman bagai menunggang kuda liar yang tidak patuh. Begitu banyak detail dan pengulangan untuk menciptakan kualitas mantra yang memikat dan memukau. Seringkali, Whitman memulai beberapa baris berturut-turut dengan kata atau frasa yang sama (Anaphora). Ia memaksa kita untuk menghirup kata-kata tanpa jeda napas.
Puisi Whitman mencerminkan vitalitas dan siklus kehidupan individu. Karya Whitman banyak suara-suara individu yang unik, namun setara. Ada interaksi interpersonal dan cara bagi individu untuk mengintegrasikan keyakinan mereka ke dalam kehidupan sehari-hari. Barangkali suara-suara individu itulah yang pernah atau akan menghiasi kehidupan sehingga kita dapat mengambil hikmahnya.
Ada beberapa hal yang membuatku memilih judul Song of Myself dalam kumpulan puisi ini. Pada dasarnya Song of Myself merupakan puisi yang terdapat dalam Leaves of Grass karya Walt Whitman yang mewakili inti dari visi puitis Whitman sebagai jurnalis, esais, sukarelawan perang saudara, dan juga seorang manusia. J.M. Coetzee dalam sebuah artikel berjudul Love and Walt Whitman menulis bahwa Whitman memberi tubuh makna dalam suatu konsepsi demokrasi: kerekatan yang menjadi landasan masyarakat demokratis. Kerekatan yang juga dimaknai sebagai keterikatan, persahabatan, persaudaraan nasional yang Whitman lihat dalam diri prajurit-prajurit muda yang berperang. Sebuah rasa cinta tanah air kala melihat negara dilanda perang saudara.

No comments:

Post a Comment