Suatu ketika si Anis mengatakan bahwa Kata Pengantar dalam buku himpunan puisi yang kuterjemahkan dapat membuat seorang wanita baper. Saya sendiri tidak tahu bagian mana yang membuat baper. Setelah kubaca berulang kali, mungkin bagian awal buku. Kira-kira beginilah sepenggal Kata Pengantar buku himpunan puisi yang kuterjemahkan, dicetak secara terbatas untuk seserahan pernikahan:
KATA PENGANTAR
“I am the
poet of the Body and I am the poet of the Soul.” – Walt Whitman
Engkau
istimewa. Bukan karena kecantikan, kecerdasan, atau berbagai alasan lain.
Melainkan karena engkau telah bersedia memilihku untuk sisa hidupmu, semoga. Maka
daripada itulah, sehimpun puisi terjemahan ini kupersembahkan untukmu.
Dari
begitu banyak penyair hingga akhirnya saya memilih Walt Whitman sebagai pembuka
buku ini. Barangkali di Indonesia namanya tidak begitu populer karena membaca
karya Whitman bagai menunggang kuda liar yang tidak patuh. Begitu banyak detail
dan pengulangan untuk menciptakan kualitas mantra yang memikat dan memukau.
Seringkali, Whitman memulai beberapa baris berturut-turut dengan kata atau
frasa yang sama (Anaphora). Ia memaksa kita untuk menghirup kata-kata
tanpa jeda napas.
Puisi Whitman mencerminkan
vitalitas dan siklus kehidupan individu. Karya Whitman banyak suara-suara
individu yang unik, namun setara. Ada interaksi interpersonal dan cara bagi
individu untuk mengintegrasikan keyakinan mereka ke dalam kehidupan
sehari-hari. Barangkali suara-suara individu itulah yang pernah atau akan
menghiasi kehidupan sehingga kita dapat mengambil hikmahnya.
Ada beberapa hal yang membuatku
memilih judul Song of Myself dalam
kumpulan puisi ini. Pada dasarnya Song of
Myself merupakan puisi yang terdapat dalam Leaves of Grass karya Walt Whitman yang mewakili inti dari visi
puitis Whitman sebagai jurnalis,
esais, sukarelawan perang saudara, dan juga seorang manusia. J.M. Coetzee dalam
sebuah artikel berjudul Love and Walt
Whitman menulis bahwa Whitman memberi tubuh makna dalam suatu konsepsi
demokrasi: kerekatan yang menjadi landasan masyarakat demokratis. Kerekatan
yang juga dimaknai sebagai keterikatan, persahabatan, persaudaraan nasional
yang Whitman lihat dalam diri prajurit-prajurit muda yang berperang. Sebuah rasa
cinta tanah air kala melihat negara dilanda perang saudara.
No comments:
Post a Comment