Ronaboyd Mahdiharja

Sebuah goresan nan Pribadi mengenai metamorforsis dalam alam pemikiran perjalan menjadi manusia.

Jan 3, 2014

           
Hidup manusia diawali dengan oxymoron. Setiap manusia memiliki definisi kebahagiaan, begitu pula saya. Orang yang paling bahagia adalah orang yang tidak memiliki hutang. Namun, setiap orang memiliki hutang. Terutama orang miskin. Orang kaya yang memiliki rumah dan perusahaan besar pun memilikinya. Ia dapat diartikan sebagai materi dan immateri.
            Hutang merupakan kebutuhan dan jeratan, racun obat. Berpusar dalam kubangan yang sama tiap masanya. Kekayaanmu hanyalah topeng hutang dan kemiskinanmu ialah jeratannya. Kejayaan dapat kau peroleh dengannya dengan cepat, akan tetapi sesaat saja. Kebangkrutan demikian menjalar cepat layaknya virus, sulit untuk bangkit dengan usaha yang setengah-setengah. Ia petunjuk dari ketiadaan materi dan immateri.
            Betapapun coba enyahkan mengenai materialisme pada dirimu, tapi tidak akan bisa lepas sepenuhnya. Disebabkan masih banyak manusia yang memikirkannya dan membutuhkannya. Semudah melakukan, sesulit mengembalikan. Tekanan dan usaha terus dilakukan untuk membayarnya. Tekanan dan usaha dipergunakan agar dikembalikan. Kalian akan jadi gila dibuatnya.
            Oxymoron: Random order. Bagi yang bertuhan, melalui bahasa klise, tiap hutang melekat hak orang yang dihutang. Setiap hak (termasuk hak asasi) muncul karena ada kewajiban, tiada yang mutlak. Pandangan bahwa hak adalah absolute tanpa adanya kewajiban, hanyalah pandangan mesum terhadap kebebasan. Apa yang engkau bayarkan dapat memenuhi kebutuhannya, membayar janjinya, menahan amarahnya, menjaga ucapannya, dan tidak menutup kemungkinan melunasi hutang si pemberi hutang. Suatu bentuk kewajiban manusia membantu sesama dan pengabdian kepada pencipta.
            Bagi yang tidak memiliki Tuhan, dengan bahasa yang klise juga, membayar hutang adalah suatu bentuk meniadakan Tuhan. Dan itu dapat melanggengkan kepercayaanmu. Bebas dari rasa bersalah, alih-alih berharap si pemberi hutang melupakannya dan memaafkanmu. Ketidakpercayaan si pemberi akan menyebar pada orang lain dan akan menyulitkanmu dikemudian hari.
            Bagi yang memiliki banyak Tuhan, engkau tahu bahwa dirimu menghamba dengan banyak Tuhan. Cobalah bunuh satu saja dan hanya sebentar pula Tuhan Uangmu. Itu tidak akan membuatmu dicap sebagai ateis karena mengurangi Tuhanmu yang banyak. Masih banyak Tuhan-Tuhan lain yang patut untuk dipertahankan, Tuhan Politik, Tuhan Kelamin, Tuhan Status Sosial, atau Tuhan Moral.
            Membaca Kafka adalah cara terbaik memahami keseluruhan pemikiran Nietzsche dibandingkan dengan pengikut Nietzsche lainnya. Terdapat humor dan optimisme. Dalam Metamorfosis, Kafka memberikan suatu gambaran menarik perihal keharusan yang memaksa untuk segera diatasi. Yang dalam konteks ini saya anggap sebagai kewajiban yang membahagiakan untuk mengetahui karakter manusia tatkala mengalami keterpurukan.

Semarang, 3 Januari 2013