Ronaboyd Mahdiharja

Sebuah goresan nan Pribadi mengenai metamorforsis dalam alam pemikiran perjalan menjadi manusia.

Mar 25, 2015

Mungkin kamu akan heran karena buku favoritmu tidak masuk dalam daftar saya. Atau agak mangkel karena menempatkan bukunya Pidi Baiq dalam daftar dan berada di atas karya Goethe & Jose Saramago. Hehehe itu adalah subjektifitas saya dalam menilai... Ada beberapa buku kesukaanku yang terpaksa tidak saya masukkan, seperti Seven Habits (Stephen R. Covey), On Liberty (John Stuart Mills), The Prince (Machiavelli), Politics (Aristoteles), Muqadimmah (Ibnu Khaldun), Puisi pilihan Octavio Paz dan masih banyak lagi. Kamasutra tidak saya masukkan karena tidak bisa dinikmati generasi. Selain itu, pertimbangan yang saya ambil adalah tidak semua orang suka puisi dan tidak semua orang langsung sukses dengan membaca buku motivasi. Saya pun tidak merekomendasikan buku-buku hukum, yang saya rekomendasikan lebih pada novel yang bercerita tentang hukum. Perihal saya memasukkan Al Qur'an tak lepas dari perenungan panjang karena pada dasarnya Al Qur'an bukanlah buku tapi kitab suci. Agar kitab suci ini mudah dihafal maka dibukukan. Kalimat-kalimat di dalamnya bukanlah kalimat yang berasal dari manusia. Selain itu, ketika melakukan survey kecil-kecilan tentang 'buku apa yang kamu sarankan untuk dibaca orang lain?' ternyata ada juga yang menjawabnya Al Qur'an (ada juga yang menjawab buku panduan sholat, UUD 45). Akhirnya jalan tengahnya saya temukan.

Boyd’s List of 100 Books You Must Read



1.   Al Qur’an beserta terjemahan & tafsirnya. (Setidaknya seorang muslim atau muslimah mengkhatamkan kitab suci ini sekali seumur hidup. Dan bagi pengidap islamphobia sempatkan membacanya 1 ayat saja)
2.        Harry Potter Series – JK Rowling (Anak yang tumbuh besar pada awal milenium ini pasti kenal novel fantasi ini. Saya merasakan kejengkelan jika ada manusia yang tidak kenal novel ini dan bertanya “Siapa itu Dementor?” atau “Mengapa Sirius Black mati?”)
3.        Sherlock Holmes Series – Sir Arthur Conan Doyle (Selain Goosebump, inilah novel pertama yang saya baca)
4.        Cerita Dari Blora – Pramoedya Ananta Toer (Entah mengapa saya lebih mencintai Cerita Dari Blora dibandingkan dengan Tetralogi Pulau Buru)
5.        The Old Man And The Sea (Lelaki Tua & Laut) – Ernest Hemingway (Tiap naik kapal dengan hantaman ombak besar seketika ingat kisah dalam novel ini)
6.        Don Quixote – Miguel De Cervantes (Saya sepakat dengan Milan Kundera bahwa Don Quixote lebih terkenal daripada pengarangnya sendiri hahhaaha)
7.        The Godfather – Mario Puzo (Dunia mafia yang beranak pinak)
8.        Musashi – Eiji Yoshikawa (Kelahiran Pemain Pedang Terbaik Jepang)
9.        Perfume: The Story of a Murderer – Patrick Suskind (Pinjem Kartika Niken. Merinding bacanya)
10.    The Secret – Rhonda Byrne (Buku yang mengubah paradigma saya selama ini)
11.    Arus Balik – Pramoedya Ananta Toer (Gemuruh perang dan laut seakan sulit sirna)
12.    Klan Otori Series – Lian Hearn (Kisah yang panjang dan tragis nan menarik)
13.    A Walk To Remember (Kan Terkenang Selalu) – Nicholas Sparks (Siapin tisu aja baca novel ini)
14.    The Alchemist – Paulo Coelho (Pencarian yang memaknai hidup dan berakhir indah. Tiap kali memberikan kado, buku inilah yang saya berikan)
15.    The Lord of The Rings Trilogy & The Hobbit – JRR Tolkien (Middle Earth benar-benar hidup dalam imaji yang membacanya. Awas jangan suka parno ketika malam seolah melihat Gollum ya hehehe pengalaman pribadi)
16.    War And Peace – Leo Tolstoy (Bukan novel Tolstoy seperti umumnya. Semua saling terhubung)
17.    The Trial – Franz Kafka (Orang hukum wajib baca buku ini, keputus asaan menembus labirin hukum, tapi endingnya jangan ditanya)
18.    La Peste (Sampar) – Albert Camus (Awalnya saya masih bingung dengan arti sampar yang ternyata adalah nama wabah)
19.    Candide – Voltaire (Satir tentang seorang yang optimistis. Voltaire membuatnya karena ingin membantah Leibniz & Pope. Wow bantahan dalam bentuk novel!)
20.    Animal Farm – George Orwell (Ini novel provokatif banget. Kamu ingin dipimpin babi yang meneriakkan All animals are equal?? Hihihi)
21.    Laskar Pelangi Tetralogi – Andrea Hirata (Awal kuliah ditemani novel yang luar biasa untuk Indonesia)
22.    Notre-Dame of Paris (Si Bongkok Dari Notre-Dame) – Victor Hugo (Saya sempat berpikir mengapa novel besar mesti berakhir tragis?)
23.    Germinal – Emile Zola (Saya lebih menyukai karya Zola ini bila dibandingkan Notre-Dame. Mungkin karena ada humor satir yang buat saya geli. Kisah lengkap yang melodramatis)
24.    Norwegian Wood – Haruki Murakami (Lagu Beatles mengalun sepanjang membaca buku ini)
25.    The Count of Monte Cristo – Alexandre Dumas (Pemuda yang mengalami pengalaman pahit tentang cinta dan persahabatan)
26.    The Name of Rose – Umberto Eco (Tak ada salahnya membaca karya ahli semiotika yang berlatar belakang pembunuhan rahib biara di Italia)
27.    Big Breast and Wide Hips – Mo Yan (Dari judulnya akan kamu bayangkan novel striptis ala Tiongkok. Dan anda salah besar meskipun ada sedikit benarnya)
28. Our Word is Our Weapon (Kata Adalah Senjata) – Subcomandante Marcos (Buku yang mengubah cara pandang tentang pergerakan)
29.    Hamlet – William Shakespeare (Saya gemas dengan si Hamlet)
30.    The Great Gatsby – F. Scott Fitzgerald (American’s Dream yang berakhir tragis)
31.    Hadji Murad – Leo Tolstoy (Muslim dalam kacamata Tolstoy dan perlawanan di Rusia)
32.    The Phantom of the Opera – Gaston Leroux (Tergolong horor gotik tapi tidak ada merindingnya karena memang aneh. Kisah segitiga yang melibatkan hantu memang aneh. Namun tak dipungkiri jika novel ini memang bagus)
33.    Love in the Time of Cholera – Gabriel Garcia Marquez (Sebagai bentuk apresiasi terhadap perjuangan yang tak sia-sia. Walaupun sudah tua tetap cinta)
34.    Mahabharata – C. Rajagopalachari (Ini karya kompleks dan penuh dengan benturan moral serta etika)
35.    Hunger (lapar) – Knut Hamsun (Jika kamu kehilangan semangat, buku ini layak sebagai asupan semangatmu)
36.    Max Havelaar – Multatuli (Kisah yang cukup unik tentang Hindia Belanda. Di samping kisah penindasan ada unsur humor yang eksentrik)
37.    Mother (Ibunda) – Maxim Gorki (Karya Penting Gorki di Indonesia. Pram sebagai penerjemah tahu betul mengangkat semangat seorang Ibu ditengah Revolusi. Kata – kata yang menggelora “bahkan samudera pun takkan mampu menenggelamkan kebenaran.”)
38.    The Rebel (Sang Pemberontak) – Albert Camus (Buku yang selalu disampingku tatkala tidur. Ketika gemar meneriakkan pemberontakan pada kebodohan)
39.    City of God (Kota Tuhan) – EL Doctorow (Jika kamu masih berkutat masalah ketuhanan, mungkin novel ini bisa menjadi teman debatmu)
40.    Cadas Tanios – Amin Maalouf (Saya berjudi dengan membeli buku ini. Karena buku ini direkomendasikan oleh penjaga stan Yayasan Obor. Saya berpikir “ini bapak sales yang jujur atau tidak.” Dan perjudian itu  berbuah manis.)
41.    Khan el Khalili (Lelaki dalam Pasungan) – Naguib Mahfouz (Kekritisan Mahfouz melalui pergulatan budaya dan agama)
42.    Snow – Orhan Pamuk (Karya penting Pamuk yang butuh kesabaran)
43.    The Giver – Lois Lowry (Distopia hitam putih yang absurd tapi tak kan puas dengan satu buku saja)
44.    Life of Pi – Yann Martel (Karena Hemingway, saya menyukai petualangan penjelajahan laut)
45.    V For Vendetta – Alan Moore & David Lloyd (Manifestasi politik dan sosiologi yang cantik)
46.    Pride And Prejudice – Jane Austen (Kisah cinta rumit mana lagi yang bisa mengalahkan karya Jane Austen ini?)
47.    Winnetou Series – Karl May (Kamu tidak akan mengira jika Karl May sama sekali belum pernah menginjakkan kaki di benua amerika)
48.    Lupus – Hilman (Novel kocak yang menemani masa kecil)
49.    Just So Stories (Sekedar Cerita) – Rudyard Kippling (Cerita pendek pengantar tidur)
50.    Selected Short Stories Tagore (Yang Hidup & Mati) – Rabindranath Tagore (Awal mula jatuh cinta dengan Tagore)
51.    The 100 Year Old Man Who Climbed Out of The Window And Disappeared – Jonas Jonasson (Siap-siap tertawa terbahak-bahak)
52.    The Road – Cormac McCarthy (Perjuangan hidup ayah dan anak)
53.    The Book Thief – Markus Zusak (Sudut pandang pencabut nyawa yang mengharu)
54.    My Sister’s Keeper – Jodi Picoult (Buku berat [dibuat mukul bisa sakit lho]. Yang tak kuat lambaikan tangan. Siapin sapu tangan)
55.    Drunken Serie (Drunken Monster, Mama, Molen, Marmut) – Pidi Baiq (Baca saja. Jangan tanya mengapa saya memasukkan buku ini. Nanti akan ketahuan alasannya. Hehehe)
56.    Faust – Goethe (Bersiaplah. Otakmu akan diperas sampai kering oleh Goethe)
57.    Blindness – Jose Saramago (Saramago dan keanehan ceritanya yang tendensius)
58.    Cold Mountain – Charles Frazier (Pergulatan cinta dan pelarian tentara perang)
59.    The Adventures of Tom Sawyer (Petualangan Tom Sawyer) – Mark Twain (Siapa yang tak kenal Mark Twain?)
60.    Dead Souls (Jiwa-Jiwa Mati) – Nikolai Gogol (Saya melihat kebusukan birokrasi dari Gogol)
61.    Filosofi Kopi – Dee (Saya pecinta kopi dan mewajibkan anda membaca kumpulan cerpen tentang kopi)
62.    Dongeng Sepanjang Masa/Kumpulan Dongeng Andersen – Hans Christian Andersen (Anak kecil masa kini setidaknya membaca buku HC Andersen. Jangan jejali mereka dengan sinetron atau tayangan musik yang tak mendidik)
63.    Si Doel Anak Jakarta – Aman Datuk Madjoindo (Jujur saja bahwa buku inilah yang saya resensi pertama kali sebagai tugas sekolah)
64.    Bekisar Merah – Ahmad Tohari (Tohari dan kisah seorang perempuan yang ah sudahlah…)
65.    David Copperfield – Charles Dickens (Pembolak-balikan moralitas dan penuh emosi)
66.    Sophie’s World (Dunia Sophie) – Jostein Gaarder (Buku filsafat yang memberikan pemahaman filsafat secara mudah)
67.    Anna Karenina – Leo Tolstoy (Sebuah tragedi dari cinta terlarang)
68.    Moby Dick – Herman Melville (Dendam memang selalu irrasional yaa)
69.    Lord of The Flies (Penguasa Lalat) – William Golding (Kisah menarik dimana anak sekolah yang terperangkap di pulau terpencil)
70.    The Picture of Dorian Gray – Oscar Wilde (Adik tingkatku ada yang menyukai film ini. Akan tetapi, novelnya lebih menarik)
71.    Disgrace (Aib) – JM Coetzee (Cinta bukan sekedar perasaan ataupun seks, tapi juga komitmen)
72.    The Metamorphosis – Franz Kafka (Ajaib jika saya boleh menggambarkan novel ini)
73.    The Double & The Gambler – Fyodor Dostoevsky (Lebih bagus daripada si Kembar Karamazov)
74.    The Kite Runner – Khaled Hosseini (Saya jengkel dengan tokoh utama buku ini, tapi mau gimana lagi karena kisahnya menguras emosi)
75.    Pak Kanjeng – Emha Ainun Nadjib (Ini novel penuh sindiran pada Orba)
76.    The Fault in Our Stars – John Green (Penyakit terkadang tak perlu ditangisi)
77.    Saman – Ayu Utami (Pram pun juga menyukainya)
78.    The Life of Useless Man (Pecundang) – Maxim Gorky (Insting Gorky memang ciamik)
79.    The Devil And Miss Prym – Paulo Coelho (Hidup memang harus memilih)
80.    Ayat – Ayat Cinta - Habiburrahman el Shirazy (Bagiku buku ini adalah pelopor kisah-kisah Islami dan yang paling bertanggung jawab munculnya novel-novel sejenis. Harus diakui ini novel yang mengesankan untuk anak SMA)
81.    The Duchess – Jude Deveraux (Banyak kejutan di dalamnya. Nikmati saja.)
82.    The Notebook – Nicholas Sparks (Sparks memang ahli dalam meramu kisah perjuangan cinta)
83.    And Then There Were None – Agatha Christie (Satu novel Agatha yang mengasyikkan)
84.    American Psycho – Bret Easton Ellis (Novel sadis yang memiliki ending yang membingungkan)
85.    The Piano Teacher (Sang Guru Piano) – Elfriede Jelinek(Buku yang mesum sangat indah hehehe)
86.    Laila Majnun – Hakim Nizami Ganjavi (Laila Majnun bagiku lebih menarik dibanding Romeo Juliet. Dan Siti Nurbaya karya Marah Rusli memiliki aroma yang sama oleh kisah keduanya)
87.    2001: Space Odyssey – Clarke Arthur C (Penjelajahan angkasa luar yang luar biasa)
88.    Ben-Hur – Lew Wallace (Anda tak kenal Benhur? Maka kamu perlu membacanya)
89.    An Artist of the Floating World – Kazuo Ishiguro (inilah puncak dari seorang Ishiguro)
90. The Labyrinth of Solitude – Octavio Paz (Paz menjebakmu dalam sebuah labirin yang membuatmu terus mencari karyanya)
91.    The Lost World – Sir Arthur Conan Doyle (Hei, inilah yang menghidupkan para Dinosaurus sebelum dibuat lebih keren filmnya oleh Steven Spielberg)
92.    To Kill A Mongkingbird – Lee Harper (Usai membacanya kamu tidak akan heran jika buku ini selalu muncul dalam daftar “Must Read”)
93.    Wuthering Heights – Emily Bronte (Penolakan cinta terkadang membawa petaka bagi yang menolak, terutama yang menolak dengan ‘kasar’)
94.    One Hundred Years of Solitude (100 Tahun Kesunyian) – Gabriel Garcia Marquez (Seperti Indo*** yang dari generasi ke generasi. Dari Sabang - Merauke hehehe)
95.    1984 – George Orwell (Ramalan yang mencekam sebelum abad 20 berakhir)
96.    Dr. Zhivago – Boris Pasternak (Pasternak pancen edaaan)
97.    Nausea – Jean Paul Sartre (Saya tidak sependapat dengan eksistensialisme Sartre, namun buku ini benar-benar menggairahkan)
98.    Timeline – Michael Crichton (Tiada rintangan meski kau tak paham fisika)
99.    Love Story – Eric Seagal (Walaupun tidak sebagus A Walk To Remember, buku ini menyentuh imajinasimu)
100. Burung-Burung Manyar – YB Mangunwijaya (Entah mengapa sulit membuatku jatuh cinta pada penulis dalam negeri. Dan Mangunwijaya salah satu penulis yang mampu menaklukkan saya)


Mar 10, 2015




Judul              : The 100 Year Old Man Who Climbed Out of The Window And Disappeared
Penulis            : Jonas Jonasson
Tebal              : viii+508 hlm. 20,5 cm.
Cetakan          : Kedua, 2014
Penerbit          : Bentang Pustaka

           
“Balas dendam seperti politik, satu hal akan diikuti hal lain sehingga yang buruk menjadi lebih buruk dan yang lebih buruk akan menjadi paling buruk.”

            Mulanya saya tidak tertarik dengan buku ini. Alasan pertama, sampulnya yang berwarna hijau sehingga terkesan agak norak. Kedua, jenis kertas buram yang saya curigai sebagai buku bajakan, tetapi kok dijual di toko buku besar dengan harga yang lumayan mahal untuk kertas buram (karena masih mikir bajakan). Ketiga, judul yang terlalu panjang untuk sebuah novel seakan-akan buku ini seperti karya ilmiah. Ketiga alasan itulah yang menjadi kelemahan awal dari buku ini.
            Berbagai ulasan dari El Mundo, Le Figaro dan The Observer menarik minatku. Terutama karena buku ini merupakan buku humor dan saat itu saya butuh humor di tengah kejaran proposal Tesis. Rileks sebentar tak apalah.
            Bagian awal novel terasa sangat lambat. Allan Karlson menjadi kakek yang menyebalkan dan tidak bisa diam (ternyata masa mudanya juga sudah menyebalkan). Namun, lambat laun kisah mulai menunjukkan keseruannya. Dibangun dengan penuh kesabaran dan rapi menjadi nilai tambah buku ini. Benar saja novel ini dipenuhi humor-humor kocak dengan alam pemikiran Allan yang tidak suka politik dan anti komunis. Yang dia suka adalah Vodka. Keahliannya adalah membuat vodka dari susu kambing dan membuat bom atom. Berbagai tokoh dunia dipertemukan dengan Allan dan memiliki benang merah cerita dengannya. Paling mengejutkan dan kocak ketika ada Indonesia dengan semua perilaku warganya (orang Swedia ini dapat cerita darimana coba? Mungkin dia pernah berlibur ke Bali hahahaha…).
Bagian yang saya suka ketika si kakek ingin mendarat di Bali tanpa memiliki izin mendarat.
"Nama saya Dolar," kata Allan. "Seratus ribu dolar." Kemudian hening.
"Anda masih disana, Mr. Dolar?"
"Seratus ribu," kata Allan. Saya Mr. Seratus ribu dolar, dan saya minta izin untuk mendarat di bandara anda."
"Maaf, Mr. Dolar, suaranya jelek sekali. Maukah anda menyebutkan nama depan anda sekali lagi?"
"Nama depan saya Dua ratus ribu, apakah kami boleh mendarat?"
"Selamat datang di Bali, Mr. Dolar. Senang anda berkunjung kemari."
"Indonesia adalah negara di mana segalanya mungkin," ujar Allan pada Kapten Pesawat.
            Jonas menceritakan kisah Allan tua dan muda yang semuanya memiliki jalinan kisah yang menarik, seru dan tentunya kocak. Kebrutalan dan kesadisan tidak melulung menakutkan, sebaliknya justru dibalut dengan humor. Latar belakangnya sebagai wartawan dan juga pegiat media memudahkannya untuk meramu peristiwa sejarah dengan kisah fiktif Allan Karlsson. Layaknya novel Forrest Gump mungkin akan menarik jika difilmkan dan dengan gaya penceritaan seperti The Godfather: Allan muda dan tua. Jason sukses menghibur pembacanya. Disamping ketiga kelemahan yang saya sebutkan sebelumnya, buku ini diterjemahkan dengan baik sekali. Ringan dan menghibur. Cocok untuk anda yang sedang mengalami tekanan.

“Hidup berjalan sedemikian rupa sehingga benar tidak selalu benar, tetapi apa yang dikatakan benar oleh orang yang berkuasa.”