“Shahrazad,
tak takutkah kau pada kematian?”
“Tak
ada ketakutan wahai Raja yang berusia panjang. Aku tahu bahwa kematian itu
agung namun mengerikan...”
Disney
mungkin yang pertama kali mengenalkanku dengan salah satu tokoh dalam Kisah
1001 Malam (atau Arabian Nights), Aladdin. Ketika kecil Kisah 1001 Malam yang tebal itu seperti
bacaan wajib anak-anak menjelang tidur. Tentunya anak-anak yang orangtuanya
mampu membeli buku. Selebihnya anak-anak hanya mengetahui sekilas mengenai
kisah-kisah dalam Arabian Nights
sepintas saja. Barangkali saya ataupun anda mengenal Sinbad, Ali Baba, Kuda
Ebony, Aladdin, Abu Nawas, dan tentu saja Sultan Harun Ar-Rasyid. Semua tokoh
tersebut dapat anda temukan dalam versi lengkap Arabian Nights.
Saya tak akan menganjurkan buku versi
karya Geraldine ini dibaca anak-anak. Apa ya dirimu tega membacakan kepada
anak-anak tentang kisah Raja Shahryar yang bolak-balik menikah lantas membunuh
istri-istrinya setiap hari selama tiga tahun agar tak berhenti mencintainya? Perlu
anda ketahui bahwa kisah Arabian Nights
versi anak-anak seingatku adalah semacam kumpulan cerita. Pada buku ini saya
baru mengetahui bahwa dari banyaknya kisah tersebut memiliki satu kisah besar
yang membungkusnya, yaitu kisah Shahrazad dan Raja Shahryar.
Istri pertama Raja Shahryar yang
selingkuh membuat sang raja berpikiran bahwa wanita itu plin-plan. Pengkhianatan
tersebut memberikan rasa trauma bagi sang raja. Setiap hari Ia menikah.
Kemudian Ia menyuruh tukang jagal memenggal leher istrinya keesokan paginya, sebelum
cinta sang istri menghilang. Begitu terus setiap hari. Selama tiga tahun. Seribu
pengantin wanita, seribu eksekusi, dan seribu wanita hilang dari ramainya
pasar. Sang Penasehat yang bertugas mencari wanita untuk dinikahi sang raja
mulai kebingungan karena tidak ada lagi wanita bangsawan di kota. Hingga
akhirnya putri sang Penasehat, Shahrazad, mengajukan diri menjadi pengantin
wanita. Shahrazad membuat sang raja penasaran dengan kisah-kisah ajaib yang tak
pernah Ia dengar. Begitulah cara Shahrazad bertahan hidup selama seribu satu
malam hingga Ia tak mampu lagi bercerita. Kisah-kisah yang diceritakan Shahrazad
itulah yang saya atau anda kenal.
Cerdik dan licik itu beda tipis. Begitulah
sekilas tentang kisah-kisah dalam Arabian
Nights. Kita perlu memfilternya untuk mengisahkan kembali kepada anak-anak.
Saya suka cara Shahrazad mencoba
melakukan kritik tanpa melukai sang raja melalui cerita-cerita yang
dibangunnya. Pada lain kesempatan Ia juga menghibur suasana hati raja dengan
kisah yang lucu dan ringan. Meskipun kisah dalam buku ini tidak genap 1001,
akan tetapi mewakili nuansa Persia, India, dan Arab. Ketiga tempat yang pernah
menjadi wilayah kekuasaan Islam pada masa itu. Oh iya mengenai Sultan Harun Ar-Rasyid yang seolah-olah menjadi antagonis dan berbeda dengan sejarahnya, kapan-kapan saya akan mengisahkannya. Supaya dirimu penasaran dan mencariku.
Penulis : Geraldine McCaughrean
Penerjemah : Dewanti Diah Ayu Purwanti
Tebal : viii + 314 halaman
Cetakan : II, Desember 2008
Penerbit : Elex Media Komputindo
No comments:
Post a Comment