Ronaboyd Mahdiharja

Sebuah goresan nan Pribadi mengenai metamorforsis dalam alam pemikiran perjalan menjadi manusia.

Nov 28, 2017

Kisah Pengantar Tidur Yang Terabaikan




“Shahrazad, tak takutkah kau pada kematian?”
“Tak ada ketakutan wahai Raja yang berusia panjang. Aku tahu bahwa kematian itu agung namun mengerikan...”



           
            Disney mungkin yang pertama kali mengenalkanku dengan salah satu tokoh dalam Kisah 1001 Malam (atau Arabian Nights), Aladdin. Ketika kecil Kisah 1001 Malam yang tebal itu seperti bacaan wajib anak-anak menjelang tidur. Tentunya anak-anak yang orangtuanya mampu membeli buku. Selebihnya anak-anak hanya mengetahui sekilas mengenai kisah-kisah dalam Arabian Nights sepintas saja. Barangkali saya ataupun anda mengenal Sinbad, Ali Baba, Kuda Ebony, Aladdin, Abu Nawas, dan tentu saja Sultan Harun Ar-Rasyid. Semua tokoh tersebut dapat anda temukan dalam versi lengkap Arabian Nights.
            Saya tak akan menganjurkan buku versi karya Geraldine ini dibaca anak-anak. Apa ya dirimu tega membacakan kepada anak-anak tentang kisah Raja Shahryar yang bolak-balik menikah lantas membunuh istri-istrinya setiap hari selama tiga tahun agar tak berhenti mencintainya? Perlu anda ketahui bahwa kisah Arabian Nights versi anak-anak seingatku adalah semacam kumpulan cerita. Pada buku ini saya baru mengetahui bahwa dari banyaknya kisah tersebut memiliki satu kisah besar yang membungkusnya, yaitu kisah Shahrazad dan Raja Shahryar.
            Istri pertama Raja Shahryar yang selingkuh membuat sang raja berpikiran bahwa wanita itu plin-plan. Pengkhianatan tersebut memberikan rasa trauma bagi sang raja. Setiap hari Ia menikah. Kemudian Ia menyuruh tukang jagal memenggal leher istrinya keesokan paginya, sebelum cinta sang istri menghilang. Begitu terus setiap hari. Selama tiga tahun. Seribu pengantin wanita, seribu eksekusi, dan seribu wanita hilang dari ramainya pasar. Sang Penasehat yang bertugas mencari wanita untuk dinikahi sang raja mulai kebingungan karena tidak ada lagi wanita bangsawan di kota. Hingga akhirnya putri sang Penasehat, Shahrazad, mengajukan diri menjadi pengantin wanita. Shahrazad membuat sang raja penasaran dengan kisah-kisah ajaib yang tak pernah Ia dengar. Begitulah cara Shahrazad bertahan hidup selama seribu satu malam hingga Ia tak mampu lagi bercerita. Kisah-kisah yang diceritakan Shahrazad itulah yang saya atau anda kenal.
            Cerdik dan licik itu beda tipis. Begitulah sekilas tentang kisah-kisah dalam Arabian Nights. Kita perlu memfilternya untuk mengisahkan kembali kepada anak-anak. Saya suka cara Shahrazad mencoba melakukan kritik tanpa melukai sang raja melalui cerita-cerita yang dibangunnya. Pada lain kesempatan Ia juga menghibur suasana hati raja dengan kisah yang lucu dan ringan. Meskipun kisah dalam buku ini tidak genap 1001, akan tetapi mewakili nuansa Persia, India, dan Arab. Ketiga tempat yang pernah menjadi wilayah kekuasaan Islam pada masa itu. Oh iya mengenai Sultan Harun Ar-Rasyid yang seolah-olah menjadi antagonis dan berbeda dengan sejarahnya, kapan-kapan saya akan mengisahkannya. Supaya dirimu penasaran dan mencariku. 

 Judul              : One Thousand and One Arabian Nights (Kisah 1001 Malam)
Penulis           : Geraldine McCaughrean
Penerjemah   : Dewanti Diah Ayu Purwanti
Tebal              : viii + 314 halaman
Cetakan          : II, Desember 2008
Penerbit          : Elex Media Komputindo

No comments:

Post a Comment