Sebelum membahas cara berdialog dan memahami buku,
saya akan menguraikan tipologi pembaca buku:
1. Pemula
Bagi golongan ini buku
cukup dibaca tanpa harus susah payah untuk aktif. Semua isi ditelan bulat-bulat
tanpa dirasakan dan dikunyah. Terjadi interaksi satu arah saja. Buku seperti
benda mati yang hanya dibaca lantas dilupakan poin-poin pentingnya. Kurang
menguasai isi dan sulit menceritakan kembali gagasan yang diinginkan dari sang
penulis.
2. Menengah
Pembaca ini mampu
membuat mind mapping buku. Tak
mengherankan jika mereka dapat memahami dengan baik isi dan gagasan penulis
serta dapat menceritakan kembali gagasan pokok dalam buku. Melalui imajinasi
dan dialog dengan buku sudah bisa membenturkan suatu gagasan atau teori pada
realita sehingga pada golongan ini bisa menyanggah si penulis.
3. Pro
Tipe pembaca ini tidak
hanya bisa melihat kelebihan dan kelemahan suatu gagasan atau permasalahan yang
diajukan penulis, tetapi juga membandingkan dengan buku lain yang membahas
permasalahan serupa. Metode perbandingan bagi pembaca pro hanya sarana dalam
mencari dan menemukan jalan tengah suatu permasalahan yang dihadapi.
Benar-benar terjadi suatu dialektika untuk menemukan sintesis. Beberapa tipe
ini Mind mapping cukup digambarkan
dalam imajinasi karena mereka memiliki daya ingat yang luar biasa.
4. Maestro
Inilah pembaca yang
sanggup menyelesaikan 2-3 buku dalam sehari. Mampu memprediksi secara tepat isi
buku dan keinginan dari penulis. Kemampuan pembaca Pro dapat dilakukan dengan
cepat dan akurat. Melalui metode membaca cepat (speed reading) golongan ini mampu melahap beberapa buku dalam
sehari dan juga solusinya. Akan tetapi dalam menggunakan metode speed reading juga perlu berhati-hati
karena ada teknik speed reading yang
dapat membuat anda menjadi pembaca yang oportunis.
Membaca dan Memahami
Ketika
membaca ada beberapa pertanyaan yang harus bisa kamu jawab setelah
menyelesaikan sebuah buku. Pertama,
berbicara tentang apa buku itu? Temukanlah gagasan atau ide pokok dari buku
yang kamu baca. Cara penulis mendeskripsikan gagasan atau ide pokok suatu buku
juga perlu kamu ketahui karena biasanya buku disusun secara sistematis oleh
suatu aturan baku. Kedua, apa motif
si penulis dalam buku itu? Untuk mengetahuinya kita bisa menemukan dasar
pemikiran dan landasan penulisan buku. Hal ini penting karena terkadang motif
penulis bertolak belakang dengan gagasan atau teori yang dia jabarkan. Ketiga, pentingkah buku atau topik yang
dibahas? Urgensi dalam sebuah buku adalah harga mati. Mengapa susah-susah
menerbitkan buku jika tidak penting? Tingkat urgensi suatu buku bisa dilihat
secara pribadi atau umum. Secara pribadi buku itu penting bagi dirimu sendiri
karena sejalan dengan bidangmu atau ada sebuah informasi yang sedang kamu butuhkan
walaupun topik tersebut tidak kamu suka. Secara umum bahwa buku itu memiliki
dampak bagi kehidupan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Banyak sekali kamu
akan menemukan buku dengan pembahasan sejenis yang mengulang dan tiada
pembaharuan atau sumbangsih pemikiran dari penulis. Keempat, bagaimana kebenaran substansi dari buku? Adakalanya sebuah
buku yang seluruh substansinya mengandung kebenaran dan validitas, namun ada
pula yang hanya sebagian. Cara mengetahuinya kamu perlu menjawab dua pertanyaan
awal di atas.
Keempat
pertanyaan di atas bisa kamu jawab ketika proses membaca dengan berdialog
dengan buku. Pada proses membaca cobalah berdialog dengan buku. Buatlah
pertanyaan-pertanyaan yang semestinya dijawab atau dibahas oleh buku itu. Di
dunia ini ada buku yang bisa memuaskan pertanyaan-pertanyaanmu, tetapi tidak
sedikit yang hanya menjawab sebagian atau bahkan tidak menjawabnya sama sekali.
Prediksi-prediksi juga mesti kita keluarkan untuk melihat arah sang penulis
dalam menguraikan gagasannya. Tak lupa imajinasi untuk memberikan gambaran
simulasi dari sebuah teori, gagasan, atau pernyataan agar lebih mudah memahami
maksud dari penulis. Imajinasi itu pula yang bisa kita manfaatkan untuk menguji
teori, gagasan, atau pernyataan pada sebuah realitas. Apakah bisa diterapkan
atau tidak? Jikalau bisa lakukan prediksi kemungkinan peluang dan hambatan-hambatannya,
lantas apakah penulis membahasnya? Bila dibahas bagaimana Ia mengatasi hambatan
sebuah teori atau gagasannya? Dan jikalau tidak bisa diterapkan paling tidak
kamu harus bisa memberikan argumentasinya.
Saya
hampir lupa membahas tentang mind mapping
atau peta pemikiran. Ada sebagian membuat mind
mapping ketika membaca, namun ada juga membuatnya ketika selesai membaca
buku. Mind mapping bagi pembaca
sangat penting karena selain mengawetkan ingatan juga mempermudah memahami
bacaan. Mind mapping juga bermanfaat
dalam menyusun tulisan. Pada konteks untuk membaca, mind mapping cukup mempergunakan kata kunci sederhana yang disertai
alur untuk mempermudah mengingat kembali. Pada beberapa pembaca Pro langkah ini
cukup melalui imajinasi saja dan mereka tidak kesulitan untuk menggambarkan
kembali dalam bentuk tulisan. Sedangkan pembaca pro yang sadar tidak memiliki
daya ingat yang kuat masih menuliskannya pada secarik kertas kosong. Pokok
pikiran, ide, gagasan, informasi sebuah buku dipadatkan dengan kata kunci yang
sesuai menjadi sebuah peta. Mind mapping antara pembaca menengah dan pro
terletak pada solusi dan sintesis dari permasalahan yang mereka cari. Apabila
tipe menengah membuat mind mapping hanya sampai pada deskripsi buku, pembaca
pro mengembangkan mind mapping pada gagasan asli mereka.
Menjadi
pembaca tipe Pro tidak mudah terutama dalam hal pembandingan, mencari sintesis
serta solusi. Pembandingan buku membutuhkan bahan bacaan yang cukup untuk
memulainya. Berapa banyak buku yang kita baca dan sejauh mana pemahaman kita
terhadap buku-buku yang kita baca adalah modal utama dalam proses pembandingan.
Kesulitan lain dalam pembandingan juga ditemukan pada istilah-istilah yang
dipakai penulis. Otak penulis satu dengan yang lain berbeda sehingga tidak
mengejutkan jika mereka mempergunakan istilah yang berbeda padahal menunjuk
objek/maksud yang sama. Kita perlu mengerti istilah-istilah yang penulis
gunakan dan mengerti definisi yang mereka uraikan. Keputusan kita dalam
menggunakan satu istilah akan mempermudah kita dalam memahami suatu bacaan.
Penemuan
solusi memerlukan suatu proses. Dari buku yang telah kamu baca carilah kalimat
inti atau dasar argumen mereka. Biasanya penulis mengemukakan kembali kalimat
inti atau dasar argumennya dengan kalimat yang berbeda tetapi sebenarnya
memiliki substansi yang sama. Acap kali saya temukan buku teman-teman yang
menandai kalimat inti yang sama tetapi oleh penulis dipergunakan dengan kalimat
yang berbeda. Latihlah kemahiranmu dengan menemukan kalimat tersebut dan
mengubahnya dengan kalimatmu sendiri. Ujilah pemahamanmu perihal kalimat inti
itu melalui deskripsi contoh pengalaman kalian sendiri atau mungkin pernah
indera kalian rasakan. Nanti dengan sendirinya akan nampak suatu metode yang
digunakan oleh penulis untuk mencapai solusi atau kesimpulan buku. Pertanyaan
selanjutnya, bagaimana membuat sintesis dan solusi kita sendiri? Saya akan
membahasnya pada artikel selanjutnya.
Speed reading adalah metode para
maestro, meskipun ada juga pembaca pemula yang coba menerapkannya. Dampak yang
dihasilkannya pun berbeda karena ada beberapa teknik speed reading yang membentuk kita menjadi pembaca yang oportunis.
Tiada gairah dan sensasi yang dirasakan oleh pembaca pemula jika menerapkan
metode speed reading karena mereka
membaca ala kadarnya. Terkait metode dan teknik dari speed reading bisa kamu
peroleh dari berbagai artikel di internet, buku-buku yang membahas khusus speed
reading atau bahkan buku pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMA. Sejujurnya ada
sedikit penyesalan karena benar-benar menyadari pentingnya speed reading saat
magang di Jakarta. Dulu speed reading
saya pergunakan hanya untuk buku atau tulisan-tulisan tertentu saja dan
tekniknya pun bermacam-macam serta berbeda penggunaannya.
No comments:
Post a Comment