Ronaboyd Mahdiharja

Sebuah goresan nan Pribadi mengenai metamorforsis dalam alam pemikiran perjalan menjadi manusia.

Dec 2, 2014

TIPS MEMBACA (II)


Sebelum membahas cara berdialog dan memahami buku, saya akan menguraikan tipologi pembaca buku:
1.    Pemula
Bagi golongan ini buku cukup dibaca tanpa harus susah payah untuk aktif. Semua isi ditelan bulat-bulat tanpa dirasakan dan dikunyah. Terjadi interaksi satu arah saja. Buku seperti benda mati yang hanya dibaca lantas dilupakan poin-poin pentingnya. Kurang menguasai isi dan sulit menceritakan kembali gagasan yang diinginkan dari sang penulis.
2.    Menengah
Pembaca ini mampu membuat mind mapping buku. Tak mengherankan jika mereka dapat memahami dengan baik isi dan gagasan penulis serta dapat menceritakan kembali gagasan pokok dalam buku. Melalui imajinasi dan dialog dengan buku sudah bisa membenturkan suatu gagasan atau teori pada realita sehingga pada golongan ini bisa menyanggah si penulis.
3.    Pro
Tipe pembaca ini tidak hanya bisa melihat kelebihan dan kelemahan suatu gagasan atau permasalahan yang diajukan penulis, tetapi juga membandingkan dengan buku lain yang membahas permasalahan serupa. Metode perbandingan bagi pembaca pro hanya sarana dalam mencari dan menemukan jalan tengah suatu permasalahan yang dihadapi. Benar-benar terjadi suatu dialektika untuk menemukan sintesis. Beberapa tipe ini Mind mapping cukup digambarkan dalam imajinasi karena mereka memiliki daya ingat yang luar biasa.
4.    Maestro
Inilah pembaca yang sanggup menyelesaikan 2-3 buku dalam sehari. Mampu memprediksi secara tepat isi buku dan keinginan dari penulis. Kemampuan pembaca Pro dapat dilakukan dengan cepat dan akurat. Melalui metode membaca cepat (speed reading) golongan ini mampu melahap beberapa buku dalam sehari dan juga solusinya. Akan tetapi dalam menggunakan metode speed reading juga perlu berhati-hati karena ada teknik speed reading yang dapat membuat anda menjadi pembaca yang oportunis.

Membaca dan Memahami
            Ketika membaca ada beberapa pertanyaan yang harus bisa kamu jawab setelah menyelesaikan sebuah buku. Pertama, berbicara tentang apa buku itu? Temukanlah gagasan atau ide pokok dari buku yang kamu baca. Cara penulis mendeskripsikan gagasan atau ide pokok suatu buku juga perlu kamu ketahui karena biasanya buku disusun secara sistematis oleh suatu aturan baku. Kedua, apa motif si penulis dalam buku itu? Untuk mengetahuinya kita bisa menemukan dasar pemikiran dan landasan penulisan buku. Hal ini penting karena terkadang motif penulis bertolak belakang dengan gagasan atau teori yang dia jabarkan. Ketiga, pentingkah buku atau topik yang dibahas? Urgensi dalam sebuah buku adalah harga mati. Mengapa susah-susah menerbitkan buku jika tidak penting? Tingkat urgensi suatu buku bisa dilihat secara pribadi atau umum. Secara pribadi buku itu penting bagi dirimu sendiri karena sejalan dengan bidangmu atau ada sebuah informasi yang sedang kamu butuhkan walaupun topik tersebut tidak kamu suka. Secara umum bahwa buku itu memiliki dampak bagi kehidupan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Banyak sekali kamu akan menemukan buku dengan pembahasan sejenis yang mengulang dan tiada pembaharuan atau sumbangsih pemikiran dari penulis. Keempat, bagaimana kebenaran substansi dari buku? Adakalanya sebuah buku yang seluruh substansinya mengandung kebenaran dan validitas, namun ada pula yang hanya sebagian. Cara mengetahuinya kamu perlu menjawab dua pertanyaan awal di atas.
            Keempat pertanyaan di atas bisa kamu jawab ketika proses membaca dengan berdialog dengan buku. Pada proses membaca cobalah berdialog dengan buku. Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang semestinya dijawab atau dibahas oleh buku itu. Di dunia ini ada buku yang bisa memuaskan pertanyaan-pertanyaanmu, tetapi tidak sedikit yang hanya menjawab sebagian atau bahkan tidak menjawabnya sama sekali. Prediksi-prediksi juga mesti kita keluarkan untuk melihat arah sang penulis dalam menguraikan gagasannya. Tak lupa imajinasi untuk memberikan gambaran simulasi dari sebuah teori, gagasan, atau pernyataan agar lebih mudah memahami maksud dari penulis. Imajinasi itu pula yang bisa kita manfaatkan untuk menguji teori, gagasan, atau pernyataan pada sebuah realitas. Apakah bisa diterapkan atau tidak? Jikalau bisa lakukan prediksi kemungkinan peluang dan hambatan-hambatannya, lantas apakah penulis membahasnya? Bila dibahas bagaimana Ia mengatasi hambatan sebuah teori atau gagasannya? Dan jikalau tidak bisa diterapkan paling tidak kamu harus bisa memberikan argumentasinya.
            Saya hampir lupa membahas tentang mind mapping atau peta pemikiran. Ada sebagian membuat mind mapping ketika membaca, namun ada juga membuatnya ketika selesai membaca buku. Mind mapping bagi pembaca sangat penting karena selain mengawetkan ingatan juga mempermudah memahami bacaan. Mind mapping juga bermanfaat dalam menyusun tulisan. Pada konteks untuk membaca, mind mapping cukup mempergunakan kata kunci sederhana yang disertai alur untuk mempermudah mengingat kembali. Pada beberapa pembaca Pro langkah ini cukup melalui imajinasi saja dan mereka tidak kesulitan untuk menggambarkan kembali dalam bentuk tulisan. Sedangkan pembaca pro yang sadar tidak memiliki daya ingat yang kuat masih menuliskannya pada secarik kertas kosong. Pokok pikiran, ide, gagasan, informasi sebuah buku dipadatkan dengan kata kunci yang sesuai menjadi sebuah peta. Mind mapping antara pembaca menengah dan pro terletak pada solusi dan sintesis dari permasalahan yang mereka cari. Apabila tipe menengah membuat mind mapping hanya sampai pada deskripsi buku, pembaca pro mengembangkan mind mapping pada gagasan asli mereka.
            Menjadi pembaca tipe Pro tidak mudah terutama dalam hal pembandingan, mencari sintesis serta solusi. Pembandingan buku membutuhkan bahan bacaan yang cukup untuk memulainya. Berapa banyak buku yang kita baca dan sejauh mana pemahaman kita terhadap buku-buku yang kita baca adalah modal utama dalam proses pembandingan. Kesulitan lain dalam pembandingan juga ditemukan pada istilah-istilah yang dipakai penulis. Otak penulis satu dengan yang lain berbeda sehingga tidak mengejutkan jika mereka mempergunakan istilah yang berbeda padahal menunjuk objek/maksud yang sama. Kita perlu mengerti istilah-istilah yang penulis gunakan dan mengerti definisi yang mereka uraikan. Keputusan kita dalam menggunakan satu istilah akan mempermudah kita dalam memahami suatu bacaan.
            Penemuan solusi memerlukan suatu proses. Dari buku yang telah kamu baca carilah kalimat inti atau dasar argumen mereka. Biasanya penulis mengemukakan kembali kalimat inti atau dasar argumennya dengan kalimat yang berbeda tetapi sebenarnya memiliki substansi yang sama. Acap kali saya temukan buku teman-teman yang menandai kalimat inti yang sama tetapi oleh penulis dipergunakan dengan kalimat yang berbeda. Latihlah kemahiranmu dengan menemukan kalimat tersebut dan mengubahnya dengan kalimatmu sendiri. Ujilah pemahamanmu perihal kalimat inti itu melalui deskripsi contoh pengalaman kalian sendiri atau mungkin pernah indera kalian rasakan. Nanti dengan sendirinya akan nampak suatu metode yang digunakan oleh penulis untuk mencapai solusi atau kesimpulan buku. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana membuat sintesis dan solusi kita sendiri? Saya akan membahasnya pada artikel selanjutnya.
            Speed reading adalah metode para maestro, meskipun ada juga pembaca pemula yang coba menerapkannya. Dampak yang dihasilkannya pun berbeda karena ada beberapa teknik speed reading yang membentuk kita menjadi pembaca yang oportunis. Tiada gairah dan sensasi yang dirasakan oleh pembaca pemula jika menerapkan metode speed reading karena mereka membaca ala kadarnya. Terkait metode dan teknik dari speed reading bisa kamu peroleh dari berbagai artikel di internet, buku-buku yang membahas khusus speed reading atau bahkan buku pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMA. Sejujurnya ada sedikit penyesalan karena benar-benar menyadari pentingnya speed reading saat magang di Jakarta. Dulu speed reading saya pergunakan hanya untuk buku atau tulisan-tulisan tertentu saja dan tekniknya pun bermacam-macam serta berbeda penggunaannya.

No comments:

Post a Comment