Ronaboyd Mahdiharja

Sebuah goresan nan Pribadi mengenai metamorforsis dalam alam pemikiran perjalan menjadi manusia.

Dec 30, 2014

H-2



“To be is to do (Camus)
 To do is to be (Sartre)
Do be do be do (Sinatra)”     

            Siang ini hujan. Saya baru menyadarinya ketika bangun tidur. Jangan berpikir saya baru bangun ketika malamnya tertidur. Bukan. Subuh saya sudah bangun dan menjelang siang hari saya putuskan tidur kembali. Begitulah minggu-minggu ini berjalan. Sejanak saya teringat novel The Giver karya Lois Lowry yang memberikan pada pembaca sebuah dunai hitam putih tanpa emosi dengan segala rutinitasnya. Memang absurd. Tapi hidup dalam pandangan Camus adalah absurd. Semua berulang tanpa makna. Setidaknya itulah yang saya sering lihat dari wajah di berbagai media sosial.
            Camus memberikan dua pilihan pada dunia absurd yang dimiliki manusia, yaitu putus asa atau memberontak. Ketika banyak berbagai permasalahan mayoritas manusia memilih diam dan berputus asa dan tenggelam pada sesuatu yang menyenangkan (menghindar dari rasa sakit). Status quo. Semua itu didukung dengan media massa yang pesimis. Well, Marxis bagi sebagian orang mampu memberikan gairah namun itu terlalu utopis. Pemberontakan dalam arti keseharian memerlukan tekad dalam mendobrak rutinitas dan kegilaan. Waspadalah pada nihilisme karena ketika diri kosong, semua dengan mudah masuk. Kita perlu memilah-milahnya.
            Pada dunia yang makin abu-abu ini: pesimistis, keraguan, ketakpastian kita mencoba segala sesuatu pada google. Demokrasi google yang luar biasa yang membantu mengaburkan semua itu. Bayangkan saja ketika kamu mencari apakah judi itu haram dan seketika kamu menemukan bahwa 20 besar web menyatakan bahwa 70% menyatakan judi itu halal dan sisanya menyatakan judi itu haram. Mana yang akan kamu pilih?
            Sebentar lagi tahun baru. Banyak yang sibuk merencanakan memeriahkannya, sedangkan saya memilih tidur.  Mungkin kalian punya rencana untuk menyambutnya, namun saya punya rencana mengarungi tahun yang baru itu.

Semarang, 30 Desember 2014

No comments:

Post a Comment