Kita
bisa membuat sintesis dan solusi kita sendiri jika bisa memadukan berbagai
referensi yang telah kita baca dengan pengalaman dan indera yang kita miliki.
Jadi membaca buku merupakan salah satu sarana saja dalam menjawab berbagai
pertanyaan yang kita ajukan. Konteks membaca yang lebih luas tidak hanya
sekedar membaca buku, namun juga membaca realita. Indera merupakan alat untuk
membaca realita. Melalui mata, telinga, hidung memberikan gambaran permasalahan
yang terjadi di depan kita. Otak dan hati sebagai filter bagian mana yang
sesuai dan tidak sesuai.
Dikarenakan
kali ini membahas membaca buku, saya akan batasi cara membatasi sintesis dan
solusi kita sendiri. Tatkala kita membaca buku kita akan menemukan solusi dari
permasalahan yang dibahas oleh penulis. Kita perlu mengetahui solusi
permasalahan mana yang coba diselesaikan oleh penulis. Ketika mencoba memecahkan
masalah tersebut, apakah ditemukan masalah-masalah baru? Apakah Ia juga
menemukan solusi dari permasalahan baru tersebut atau justru gagal dalam
menyelesaikan masalah baru tersebut? Dibagian mana Ia gagal dan apakah kamu
punya solusi dari permasalahan itu? Apakah motif penulis sejalan dengan solusi
yang Ia sampaikan? Jika tidak, bagaimana kamu bisa menyelaraskannya? Bagaimana
dengan penulis-penulis lain dalam menyelesaikan permasalahan yang sama? Sejauh
kamu memahami solusi dari berbagai penulis itu, apa kelemahan dan kelebihan
dari solusi mereka? Bagaimana caramu untuk menutupi kelemahan tersebut?
Bagaiamana metode yang mereka pergunakan dalam menyelesaikan masalah? Apakah
ada lubang dalam metode yang mereka gunakan? Mungkin pertanyaan-pertanyaan
tersebut dapat membantu dalam menemukan sintesis dan solusi yang kamu cari.
Saya akan coba menjabarkannya secara ringkas.
1.
Cari
dan Catat Celah Gagasan
Gabungkanlah
kalimat-kalimat inti dari berbagai buku yang membahas permasalahan yang sama.
Suatu gagasan biasanya terdiri dari kalimat argumen penalaran yang disampaikan
melalui beberapa kalimat atau paragraf. Kenalilah metode penulis dalam menyusun
argumentasi. Langkah ini mempermudah dalam menemukan celah dalam proses
penalaran suatu gagasan penulis. Catatlah baik di secarik kertas ataupun di
ingatanmu celah tersebut.
2.
Jika
Sepakat dan Tidak Sepakat
Sebelum memutuskan
sepakat atau tidak terhadap suatu tulisan, kita akan dihadapkan pada situasi
“Saya tidak paham maksud penulis, tapi saya rasa sang penulis salah.” Ketika
kita tidak paham maksud penulis sedangkan kita tidak dapat menunjukkan letak
ketidakpahaman kita itu tandanya kita hanya mencari-cari alasan untuk
menyalahkan. Tetapi, jika kita mengatakan tidak paham karena kerangka bacaan
yang tidak jelas, terdapat bagian yang tidak berkaitan atau kurang memiliki
tujuan dan bahkan pembatasan definisi suatu istilah yang ambigu, menandakan ada
usaha memahami tetapi gagal paham. Harus ada alasan yang jelas ketika
mengatakan bahwa anda tidak paham dan menyalahkan karena itu bagian dari sikap
kritis dari penilaian buku. Intinya, perlu pemahaman dalam menilai suatu karya.
Menyetujui suatu gagasan lebih gampang dibandingkan saat
menolak karena anda berarti sepakat akan keseluruhan dari substansi walaupun
ada beberapa kekurangan yang menurutmu bisa dimaafkan. Contohnya adalah
analisis penulis tidak lengkap karena terdapat beberapa permasalahan yang tidak
mampu ia selesaikan. Terdapat bahan-bahan yang sebenarnya bisa dimanfaatkan
penulis untuk memperkuat argumentasinya tapi tidak dilakukan oleh penulis. Pada
fase ini, kamu yang setuju dengan penulis memiliki peluang menutup celah dari
kekurangan dari penulis
Menyerukan ketidaksepakatan lebih rumit. Suatu informasi
dalam tulisan bisa kurang atau justru salah. Informasi yang kurang menunjukkan
data yang dimiliki penulis tidak cukup. Tunjukkan informasi yang kurang itu
jika kamu memilikinya terutama informasi yang justru bisa mempengaruhi
kesimpulan atau solusi yang ditawarkan. Menyatakan informasi yang dimiliki
penulis salah perlu kehati-hatian karena efeknya besar pada tulisan. Secara
tidak langsung kamu ingin mengatakan apa yang ditulis salah semua baik dari
pernyataan maupun solusi yang ditawarkan. Kita perlu mencermati informasi yang
diperoleh sang penulis dan metode dalam pengumpulan informasi. Lalu bandingkan
dengan informasi yang kita anggap benar.
Sepakat dan tidak sepakat terkait erat dengan yang
namanya menyakinkan dan tak menyakinkan. Tulisan yang tak menyakinkan biasanya
disebabkan oleh penalaran yang salah atau buruk. Ini karena kesimpulan atau
solusi yang ditawarkan tidak berasal dari argumen yang dibangun. Bisa juga
karena si penulis memberikan dua pernyataan atau lebih yang sesungguhnya saling
bertolak belakang. Penalaran yang buruk menunjukkan sang penulis berangkat dari
dasar pemikiran yang sudah benar tapi gagal dalam menemukan kesimpulan yang
baik atau sesuai.
3.
Imajinasi
Imajinasi dalam membuat sintesis atau solusi melibatkan
indera kita. Emosi, pengalaman, fenomena, sikap kritis dan analitis
merefleksikan suatu permasalahan dengan sebuah pertanyaan, apakah bisa dijalankan pada dunia nyata? Imajinasi yang baik adalah
bisa diterapkan pada kehidupan nyata.
No comments:
Post a Comment