Ronaboyd Mahdiharja

Sebuah goresan nan Pribadi mengenai metamorforsis dalam alam pemikiran perjalan menjadi manusia.

Jul 1, 2015

DOUBT

Pemain             : Meryl Streep, Philip Seymour Hoffman, Amy Adams, Viola Davis
Sutradara         : John Patrick Shanley
Naskah             : John Patrick Shanley
Durasi               : 104 Menit




            Ini film lumayan lama, namun gak jadul-jadul banget. Baru 7 tahun silam. Genrenya drama dan jarang yang suka film bergenre ini (salah satu alasannya karena bikin ngantuk). Sebenarnya, saya pun begitu akan tetapi pada kasus-kasus film tertentu saya sangat menyukai genre ini. Berbeda dengan genre scifi, horor, atau laga, film drama memiliki unsur-unsur fundamental pada film. Atau saya boleh mengatakan jika genre drama merupakan genre tertua dalam dunia perfilman. Hal prinsipil dalam film drama pada akting, cerita, penokohan, dialog, sinematografi dan hal lain yang ada pada sebuah film. Tengoklah American Beauty, Forrest Gump dan Birdman yang solid, Dialog-dialog cerdas dalam A Separation, 12 Angry Men, dan Dwilogi Before (Before Sunrise & Before Sunset,serie ketiganya menurutku kurang), serta plot-plot keren layaknya Shawsank Redemption, Fight Club, dan Amelie. Bukan pada penonjolan visual efeknya, make up, keseruan aksi pukul-pukulan (ya iyalah... namanya juga drama).
            Doubt salah satu film drama yang menurutku unik, terutama dari segi cerita dan dialog-dialognya. Bersetting pada tahun 1960an di sebuah sekolah Katolik, St. Nicholas. Berkisah tentang pencarian bukti atas kecurigaan kepada seorang Pastor yang baru saja dipindahkan ke St. Nicholas. Kecurigaan yang mengarah pada skandal Pedofilia. Tema yang menarik, yaitu tentang skandal pedofilia yang melibatkan aktor pada suatu lembaga keagamaan. Dua tahun pasca rilis film ini Paus Benedictus XVI meminta maaf pada korban pelecehan anak oleh para pastor. Entah ada keterkaitan pengaruh dari film ini atau tidak, yang pasti film ini mengangkat isu yang sangat sensitif. Ditambah seting tahun 1960an diskriminasi pada kulit hitam masih kuat.
            Film dibuka dengan gambaran suasana kota dan iringan alat musik. Khotbah Father Flynn merepresentasikan isi kisah dalam film. “The message of the constellations, had he imagined it because of his desperate circumstance? Or had he seen truth once...and now had to hold on to it without further reassurance?” ujar Father Flynn. Suster Aloysius, Kepala Sekolah St. Nicholah yang tegas, kaku, dan konservatif menaruh kecurigaan awal pada khotbah sang Pastur. Amy Adams berperan sebagai Suster James memiliki kepolosan dan keluguan dan tidak terlalu ambil pusing atas kecemasan dari Aloysius. Akan tetapi, kejadian demi kejadian yang dialami Donald Miller, seorang siswa kulit hitam pertama di sekolah tersebut membuat Suster James menjadi ikut curiga. Dimulailah kedua suster tersebut dalam mencari bukti dan informasi tentang kejadian yang melibatkan Father Flynn.
            Akting para pemain Doubt patut diacungi jempol. Meryl Streep yang keras kepala dan super menyebalkan, Amy Adams yang menggemaskan dengan keluguannya, Hoffman sebagai Pastur yang ramah tapi bisa meledak-ledak, dan tidak ketinggalan Ibu Miller yang diperankan dengan baik oleh Viola Davis. Tidak heran film ini mendapatkan lima nominasi Oscar tahun 2009 yang salah satunya untuk Aktor Terbaik dan Aktris Terbaik. Ditunjang dengan naskah yang kuat dan dialog-dialog yang cerdas membuat film ini semakin greget. Suasana sekolah yang sunyi menambah kesan misteri dan tidak menentu tentang kejelasan akhir kisah ini. Bahkan sampai akhir film berakhir pun tidak ada kesimpulan pasti dari film ini.
            Film ini memiliki pesan moral yang kuat. Bagaimana asumsi tanpa bukti dapat membuat suatu gosip/rumor. Pernyataan ini dianalogikan dengan cantik melalui bulu-bulu bantal yang terbang dibawa angin. Bahkan karena saking jengkelnya dengan sifat keras kepala Aloysius, Father Flynn berkata, “I can't say everything, you understand? There's things I can't say, even if you can't imagine the explanation, Suster. Remember, there are things beyond your knowledge. Even if you feel certainty, it is an emotion, not a fact.” Meskipun tidak ada kejelasan apakah Father Flynn melakukan tindakan asusila pada Donald Miller, cukuplah tangisan Suster Aloysius menjadi sebuah kesimpulan kisah dalam film ini. “I have doubts. I have such doubts.” ungkap Suster Aloysius dalam isak tangisnya. Tangisan yang menandakan suatu penyesalan yang selalu datang terlambat karena pada dasarnya penyesalan memang tidak pernah tepat waktu. Jika tepat waktu bukan penyesalan namanya, tapi disiplin. Yah, mungkin Suster Aloysius tidak/kurang mendengarkan khotbah Father Flynn sebab sibuk mengawasi anak-anak yang ramai atau tertidur saat khotbah berlangsung. Nasihat di dunia militer mungkin cocok untuk Suster Aloysius,”Jika anda ragu lebih baik kembali.” Kembali kemana? Ya, kembali ke akhir khotbahnya Father Flynn di awal film,
“..., doubt can be a bond as powerful and sustaining as certainty. When you are lost, you are not alone.”

Story: 7.7/10
Pemain: 8.3/10
Ending: 8.4/10
Overall:  8.4/10

No comments:

Post a Comment