Pemain :
Meryl Streep, Philip Seymour Hoffman, Amy Adams, Viola Davis
Sutradara :
John Patrick Shanley
Naskah :
John Patrick Shanley
Durasi : 104 Menit
Ini film lumayan lama, namun gak
jadul-jadul banget. Baru 7 tahun silam. Genrenya drama dan jarang yang suka
film bergenre ini (salah satu alasannya karena bikin ngantuk). Sebenarnya, saya
pun begitu akan tetapi pada kasus-kasus film tertentu saya sangat menyukai
genre ini. Berbeda dengan genre scifi,
horor, atau laga, film drama memiliki unsur-unsur fundamental pada film. Atau
saya boleh mengatakan jika genre drama merupakan genre tertua dalam dunia
perfilman. Hal prinsipil dalam film drama pada akting, cerita, penokohan,
dialog, sinematografi dan hal lain yang ada pada sebuah film. Tengoklah American Beauty, Forrest Gump dan Birdman yang solid, Dialog-dialog cerdas
dalam A Separation, 12 Angry Men, dan
Dwilogi Before (Before Sunrise & Before Sunset,serie ketiganya menurutku
kurang), serta plot-plot keren layaknya Shawsank
Redemption, Fight Club, dan Amelie.
Bukan pada penonjolan visual efeknya, make up, keseruan aksi pukul-pukulan (ya
iyalah... namanya juga drama).
Doubt
salah satu film drama yang menurutku unik, terutama dari segi cerita dan
dialog-dialognya. Bersetting pada tahun 1960an di sebuah sekolah Katolik, St.
Nicholas. Berkisah tentang pencarian bukti atas kecurigaan kepada seorang
Pastor yang baru saja dipindahkan ke St. Nicholas. Kecurigaan yang mengarah
pada skandal Pedofilia. Tema yang menarik, yaitu tentang skandal pedofilia yang
melibatkan aktor pada suatu lembaga keagamaan. Dua tahun pasca rilis film ini
Paus Benedictus XVI meminta maaf pada korban pelecehan anak oleh para pastor.
Entah ada keterkaitan pengaruh dari film ini atau tidak, yang pasti film ini
mengangkat isu yang sangat sensitif. Ditambah seting tahun 1960an diskriminasi
pada kulit hitam masih kuat.
Film
dibuka dengan gambaran suasana kota dan iringan alat musik. Khotbah Father
Flynn merepresentasikan isi kisah dalam film. “The message of the constellations, had he imagined it because of his
desperate circumstance? Or had he seen truth once...and now had to hold on to
it without further reassurance?” ujar Father Flynn. Suster Aloysius, Kepala
Sekolah St. Nicholah yang tegas, kaku, dan konservatif menaruh kecurigaan awal
pada khotbah sang Pastur. Amy Adams berperan sebagai Suster James memiliki
kepolosan dan keluguan dan tidak terlalu ambil pusing atas kecemasan dari
Aloysius. Akan tetapi, kejadian demi kejadian yang dialami Donald Miller,
seorang siswa kulit hitam pertama di sekolah tersebut membuat Suster James
menjadi ikut curiga. Dimulailah kedua suster tersebut dalam mencari bukti dan
informasi tentang kejadian yang melibatkan Father Flynn.
Akting
para pemain Doubt patut diacungi jempol. Meryl Streep yang keras kepala dan
super menyebalkan, Amy Adams yang menggemaskan dengan keluguannya, Hoffman
sebagai Pastur yang ramah tapi bisa meledak-ledak, dan tidak ketinggalan Ibu
Miller yang diperankan dengan baik oleh Viola Davis. Tidak heran film ini
mendapatkan lima nominasi Oscar tahun 2009 yang salah satunya untuk Aktor
Terbaik dan Aktris Terbaik. Ditunjang dengan naskah yang kuat dan dialog-dialog
yang cerdas membuat film ini semakin greget. Suasana sekolah yang sunyi
menambah kesan misteri dan tidak menentu tentang kejelasan akhir kisah ini. Bahkan
sampai akhir film berakhir pun tidak ada kesimpulan pasti dari film ini.
Film
ini memiliki pesan moral yang kuat. Bagaimana asumsi tanpa bukti dapat membuat
suatu gosip/rumor. Pernyataan ini dianalogikan dengan cantik melalui bulu-bulu
bantal yang terbang dibawa angin. Bahkan karena saking jengkelnya dengan sifat
keras kepala Aloysius, Father Flynn berkata, “I can't say everything, you understand? There's things I can't say, even
if you can't imagine the explanation, Suster. Remember, there are things beyond your knowledge. Even if you feel
certainty, it is an emotion, not a fact.” Meskipun tidak ada kejelasan
apakah Father Flynn melakukan tindakan asusila pada Donald Miller, cukuplah
tangisan Suster Aloysius menjadi sebuah kesimpulan kisah dalam film ini. “I have doubts. I have such doubts.”
ungkap Suster Aloysius dalam isak tangisnya. Tangisan yang menandakan suatu
penyesalan yang selalu datang terlambat karena pada dasarnya penyesalan memang
tidak pernah tepat waktu. Jika tepat waktu bukan penyesalan namanya, tapi
disiplin. Yah, mungkin Suster Aloysius tidak/kurang mendengarkan khotbah Father
Flynn sebab sibuk mengawasi anak-anak yang ramai atau tertidur saat khotbah
berlangsung. Nasihat di dunia militer mungkin cocok untuk Suster Aloysius,”Jika
anda ragu lebih baik kembali.” Kembali kemana? Ya, kembali ke akhir khotbahnya
Father Flynn di awal film,
“..., doubt can
be a bond as powerful and sustaining as certainty. When you are lost, you are
not alone.”
Story: 7.7/10
Pemain: 8.3/10
Ending: 8.4/10
Overall: 8.4/10
No comments:
Post a Comment