Berhentilah bilang kebohongan tentang aku, dan aku
akan berhenti bilang kebenaran tentang dirimu.(Gordon Gekko kepada Bretton James dalam film Wall Street:Money Never Sleep)
Kurang dari seminggu proses pra
diklat dilaksanakan hambatan tahun ajaran 2011-2012 sudah mulai terasa. Kali
ini dalam diri calon anggota baru yang menjadi incaran berbagai organisasi
ekstra kampus (OMEK). Kebijakan internal LPM SM memang melarang calon anggota
baru untuk ikut organisasi lain selain LPM SM, Intra maupun ekstra kampus.
Siapa yang ingin dimadu? Kami pun tak mau dan kami rasa organisasi lain pun tak
mau pula jika dimadu. Pada perkembangannya ada beberapa calon anggota baru yang
dibujuk salah seorang ketua HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) untuk bergabung
salah satu OMEK. Untuk menggoyahkan niatnya, sang ketua membuat pernyataan yang
intinya menyudutkan LPM SM. Selama ini banyak informasi yang kami terima entah
itu dukungan atau sebaliknya, menjelekkan. Telinga kami menjadi mulai terbiasa
dengan ungkapan “SM itu suka bikin ricuh”, “Tempatnya pemberontak”,
“Menjelek-jelekkan kampus”.
Kami tak ingin seperti Gordon Gekko
yang berhenti bohong jika Bretton James akan berhenti mengatakan kebenaran
tentang dirinya. Kami akan tetap mengatakan kebenaran, walaupun dalam penyampaiannya
kurang memuaskan dan sering dianggap kebohongan. Itu tidak lebih karena kami
juga terus belajar memperbaiki diri. Apabila tulisan-tulisan kami masuk
kategori sebagai menjelek-jelekkan kampus, disebabkan kami selalu memberitakan
kelemahan dari kampus. Kami tidak ingin bilang jika kampus ini dalam keadaan
baik-baik saja, tentunya dengan cara jurnalistik. Seperti kata Sudirman Tebba
bahwa wartawan ataupun media berfungsi menyebarkan informasi kepada khalayak. Memang
kami bukanlah humas yang selalu memberitakan hal-hal yang selalu baik. Meminjam
penjelasan Noam Chomsky dalam bukunya Politik
Kuasa Media yang mengkritisi industri humas di Amerika. Dari humas instansi
ataupun organisasi memanfaatkan media untuk kepentingan mereka. Kucuran dana
besar dikeluarkan untuk mendanai dan mendesain agar dapat mengontrol opini
publik.
Teringat cerita seorang teman yang
kuliah di Kedokteran UNS. Dia bercerita jika ada seorang pasien diberi tahu
memiliki potensi kanker payu dara, tetapi sang pasien tidak mengacuhkan kata
Dokter. Sang pasien selalu merasa baik-baik saja sampai akhirnya dia mengatahui
jika kanker payu dara yang menyerangnya telah stadium IIIC. Begitu juga dengan
kampus bila menolak kritik dan menutup-nutupi borok yang ada pada akhirnya bisa
saja mengalami penyakit akut.
Kami hanya bisa memberikan masukan calon anggota
tersebut untuk berpikir sendiri atau shalat istikharah apabila mentok. Kami
tidak ingin mencari anggota yang banyak untuk pilpres, tapi kami hanya ingin
anggota kami mau membaca dan menulis. Meneruskan dan membangun peradaban
melalui tulisan bukan iming-iming kekuasaan ataupun kekayaan.
Salam Redaksi, Buletin OPOSISI Edisi VIII 2011, LPM Spirit Mahasiswa
No comments:
Post a Comment