Banyak
pertanyaan yang diajukan perihal film pada saya. Dari berbagai pertanyaan
tersebut rata-rata menanyakan film dengan genre science fiction/scifi/fiksi
ilmiah. Fiksi ilmiah dapat diartikan sebagai sebuah genre yang mengedepankan
khayalan imajinasi pembuat dalam merajut kisah/cerita yang mengajak kita untuk
berpikir atau kontemplasi terhadap berbagai permasalahan yang melibatkan
teknologi ataupun ilmu pengetahuan, walaupun ilmu pengetahuan tersebut belum
teruji secara ilmiah. Lantas apa bedanya dengan genre fantasi? Fantasi adalah
bagian kecil dari scifi yang tak memerlukan penjelasan ilmiah, pemikiran atau
kontemplasi. Intinya, genre fantasi tinggal tonton saja tanpa berpikir keras
atau bingung karena alur yang njlimet. Perkembangan
film yang pesat membuat genre fantasi dan scifi menipis karena ada
kecenderungan industri film lebih menekankan pada faktor finansial sehingga
menghasilkan film yang laku di pasar. Selain itu, rata-rata penonton menonton
film memiliki tujuan yang berbeda dan dominan mereka menonton untuk
menghilangkan penat alias refreshing.
Kita dalam memahami genre scifi perlu
memerhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. IPTEK
Kita
tak perlu repot untuk membuktikan fantasi pembuat film perihal teknologi atau
ilmu pengetahuan yang dikemukakan. Disebabkan oleh rata-rata IPTEK yang
ditonjolkan belum ditemukan atau belum teruji ilmiah dalam dunia nyata. Ikuti saja
argumentasi pembuat film dalam membangun cerita. Biasanya terdapat konflik
antara manusia dengan hasil ciptaan iptek (jadi teringat kerumitan konflik
dalam film HER).
Perhatikan
poin-poin dalam iptek yang dibangun agar mengerti jalannya cerita. Meskipun terdapat
istilah-istilah yang rumit atau tidak dipahami catat baik-baik dan cari tahu
ketika film sudah berakhir (jika nonton di bioskop, bila di laptop kamu dapat pause). Hitung-hitung menambah
perbendaharaan kosa kata, siapa tahu dalam film lain muncul kembali. Film yang
menonjolkan IPTEK (terutama komputer/teknologi yang memiliki kemampuan cerdas
sebagai antagonis) lebih mudah diikuti karena kuncinya terdapat menjelang akhir
film.
2. ALIEN dan LUAR ANGKASA
Alien
dan luar angkasa dapat dikatakan sebagai trademark dari scifi. Keberadaan alien
dan luar angkasa yang misterius menjadi lahan yang subur untuk para sineas
mengeksplorasinya dalam scifi. Secara garis besar ada alur dimana alien dan
manusia bermusuhan (ex: ALIENS, Pacific Rim, Starship Troopers dll), namun juga
terkadang makhluk luar angkasa tersebut bersahabat dengan manusia (Guardian
Galaxy, Star Trek, Godzilla dll).
Penjelajahan
manusia ke luar angkasa pasti memiliki konflik cerita yang beragam. Setidaknya kita
bisa mengambil hikmah dalam film ini. Ada kalanya ketamakan manusia
mengakibatkan kerusakan alam semesta, namun tetap muncul juga kehumanisannya. Kita
bisa ambil contoh ambisi dan ketamakan manusia dalam film Avatar, Enders Game
ataupun Planet The Apes Saga.
Bila
kamu menemui kisah alien dan luar angkasa tak perlu terlalu panik karena pada
dasarnya kisah ini mayoritas mudah diikuti hanya sedikit membuat gemas. Jangan terlalu
banyak bertanya dimana asal dan terciptanya alien karena setting cerita alien sudah ada seperti itu adanya. Pada kasus-kasus
tertentu mungkin bisa ditemukan film yang membutuhkan pemikiran dan kontemplasi
terutama ada beberapa film yang berargumentasi bahwa manusia adalah ciptaan
alien (Jangan emosi). Kamu bisa melihatnya dalam Prometheus dan Alien VS
Predator. So, jangan ditelan mentah-mentah.
3. Waktu
Waktu
menurut saya sangat penting karena kita tidak bisa kembali pada lampau. Kondisi
inilah yang dimanfaatkan dengan alur yang cukup rumit dan penuh konflik. Baik itu
konflik dalam mengubah sejarah atau hidup seseorang. Jika kita membuat film
scifi dengan tema waktu memiliki potensi untuk membuat lubang dalam cerita. Kerumitan dan kisah yang membutuhkan analisis membuat tema ini lebih menarik dibandingkan yang lain.
Para
sineas tatkala mengangkat tema ini pada genre scifi akan memanfaatkan teknologi
mesin waktu atau kemampuan seseorang dalam berpindah waktu. Tema mesin waktu dapat
kamu lihat dalam film Back To The Future, Butterfly Effect, Déjà vu, Time
Machine dan masih banyak lagi. Sedangkan kemampuan seseorang untuk berpindah
waktu bisa ditonton lewat Hiro dalam serial Heroes. Dampak pada kisahnya pun
berbeda. Ada beberapa teori dalam perumusan kisah perihal waktu, yaitu:
a.
Saling Berpengaruh
Tokoh yang datang pada masa tertentu
keberadaannya memengaruhi kondisi dan sejarah masa si tokoh. Ada kepentingan
sang tokoh untuk mengubah situasi di masa lalu atau masa depan.
b.
Tak Ada Pengaruh
Masa lalu dan masa depan tidak memiliki
pengaruh apapun ketika tokoh datang pada masa itu. Waktu berjalan
sendiri-sendiri tanpa saling memengaruhi. Ada kepedulian sang tokoh terhadap
orang-orang yang dia kenal/cinta dalam hal ini untuk belajar dari kejadian pada
masa sang tokoh.
No comments:
Post a Comment