Pemain : Matthew McConaughey, Anne Hathaway,
Michael Caine, Jessica Chastain, Matt Damon, John Lithgow, Ellen Burstyn
Sutradara :
Christopher Nolan
Naskah :
Christopher Nolan, Jonathan Nolan
Durasi : 169 Menit
Jenuh lihat kekasih jenuh karena
skripsi terbersit mengajaknya nonton film ini. Terima kasih untuk Ita yang
bersedia antri dan beli tiketnya, maaf sandalmu jebol. Sejujurnya ada hasrat
tersendiri untuk menonton salah satu Sutradara favorit saya (selain Tim Burton
dan tentunya Spielberg), Christoper Nolan. Alasan saya menyukai sutradara ini
karena pola film dan kisahnya yang tak lazim. Okelah untuk film satu ini
kisahnya umum, namun sekali lagi penyajiannya yang berbeda. Hampir tiga jam
saya dibuat takjub, pusing, terharu, kaget, dan asing.
Mengambil
tema yang umum yakni luar angkasa, time traveler, dan getaran emosi ayah-anak.
Film yang mengusung luar angkasa dan time traveler rata-rata memberikan twist ending. Hal inilah yang menjadi
keahlian dari Nolan untuk menciptakan kisah yang berlapis dan multitafsir.
Tengok saja The Prestige, Insomnia, Following,
Memento atau Inception.
Pada
awal film kita dibawa pada nuansa akhir era manusia dengan kerusakan alam
bukannya perang. Ekspedisi menemukan Bumi Baru bagi umat manusia memberikan
gambaran Nolan ingin menggiring saya (dan mungkin kamu juga) tentang
interpretasi ‘They’ dan ‘Ghost’ adalah alien atau makhluk lain.
Ini dikarenakan banyaknya film-film bertema luar angkasa yang menjejali
pemikiran kita akan adanya alien. Dan sialnya kita terkecoh. Walaupun saya
terkecoh namun tidak terlalu mengejutkan layaknya The Prestige, Fight Club, The Others atau Shawsank Redemption. Yaah… mungkin karena saya tahu polanya Nolan
sehingga saya pun siap untuk terkejut, tetapi yang saya dapatkan justru
sebaliknya. Paling Cuma bilang “ooo…” atau “hmm..” itu saja.
Daripada
membicarakan kejutan dalam film saya justru tertarik membicarakan bait puisi
Dylan Thomas yang sering diucapkan tokoh yang diperankan Michael Caine sampai
akhir hayatnya, “Don’t Go Gentle Into
That Good Night.” Mungkin diantara kalian yang masih bingung maksud dari
kalimat tersebut belum mendapatkan jawabannya. Beruntunglah saya mempelajari
semiotika. Karena tentu saja penjelasannya bukan melalui verbal melainkan adegan-adegan
berikutnya dan perkembangan emosi Murphy tentunya. Itulah Nolan’s Rule yang tak
ingin menjelaskan keyword dengan
dialog.
Anda
tak perlu pusing tentang istilah-istilah ilmiah pada film ini. Adakalanya film
yang mengkisahkan penjelajahan ruang angkasa membutuhkan penjelasan khusus
tentang fenomena alam semesta dan tak sedikit pemilihan dialog terlalu
bertele-tele dan sulit dipahami. Namun, anda tak usah khawatir karena Nolan
meramu dialog dengan cerdas dan mudah dipahami oleh saya yang selalu remidi
pelajaran Fisika. Mungkin karena ditunjang juga dengan adegan-adegan pendukung
penjelasan ilmiah tersebut.
Efek
suara yang mengagetkan ditambah visualisasi yang mencengangkan membuat anda
betah dan tak bosan. Ironi di planet Miller misalnya. Sebuah pulau yang hanya
terdiri dari air setinggi sepuluh sentimeter, namun ternyata memiliki fenomena
tsunami setinggi gunung. Atau pengaruh efek suara film Gravity menginspirasi
Nolan untuk melakukan keheningan di luar angkasa. Serta getaran-getaran ketika
melintasi warmhole sampai terasa di
kursi penonton.
Akting
para pemain ada yang baik dan tidak istimewa. Totalitas McConaughey dalam Dallas Buyers Club, Mud, The Lincoln Lawyer,
The Wolf of Wall Street tak perlu diragukan. Kita dibuat terharu hubungan
ayah-anak dalam film ini. Lihat saja bagaimana kita menitihkan air mata ketika
Ia melihat video perkembangan anaknya selama 23 tahun di bumi, padahal Ia baru
meninggalkan mereka hanya beberapa jam (relativitas waktu Einstein). Akting Jessica
dan Casey tidak terlalu istimewa dibandingkan dengan Mackenzie dan Chalamet. Serta
Matt Damon yang luar biasa memerankan tokoh yang tak terduga. Terjawab sudah
alasan pemeran Bourne itu tak muncul dalam trailer. Masih bersama dengan Caine
yang berwibawa dan memiliki karater yang berbeda pada tiap film Nolan. Humor dalam
film Nolan sangat sedikit. Tetapi kali ini ada beberapa adegan muncul dengan
humor dan dialog unik. Bagaimana suara jangkrik di earphone Cooper atau
kata-kata robot TARS yang terkadang nyelekit dan nyentil.
Kejutan
sebenar-benarnya yang saya rasakan dalam film ini tatkala saya berjalan keluar
ruang biokop. Tersesat dan merasa asing di mall. Suara deru parkir bawah tanah
serasa mesin pesawat luar angkasa. Bahkan pikiran pun menjadi blank ketika
melihat jalan raya sampai lupa jalan pulang dan hanya berputar-putar di jalan. Saya
akui efek sinematografi film Interstellar lebih mengejutkan.