tadi malam kami duduk
sambil menangkap nama-nama
semua kawan yang mati
aku menulisnya
dalam urutan abjad
ia menulisnya seperti daftar
belanja
“kau tidak terburu-buru ke
minimarket dan kembali ke dapur bukan?”
“aku basah kuyup membawanya,
tidakkah kau bisa bantu memberitahuku
tentang apel, roti dan jerri,
kulkas penuh bintang
serta bunga di pojok toko? aku hampir
melupakannya.”
hanya kami
yang masih berjalan dan bicara
menerka berapa lama kami dapat
bertahan
pada pengulangan tanpa akhir,
“haruskah kugandeng welas asih
dan ketakutan?”
Surabaya, 16.11.19
Sapuan Waktu