- untuk
para gadis
kau, sayang,
menjadi kesayangan waktu,
sekulum
senyum dengan gurat kerutan, kelak
tenang
menatap mentari dengan
ketabahan
pasir yang berlari,
mungkin kau
kan menggoda,
tapi waktu
menjawab,
“aku tak
akan menyangkal;
juga tak
perlu menjelaskan –
apa yang kau
lihat dalam diriku.”
nyala
lelampu di taman kota
nampak
bangku-bangku menghuni senja,
tak ada yang
dapat diucapkan, hanya duduk
memandang
keributan musim-musim
suci yang
bersemayam,
kesiaan,
bintang-bintang, buku-buku,
mereka tak
dapat membantu
karena
terjatuh dan menjadi perahu,
semua hal
dalam hidupmu–
menjalar dan
berayun waktu luang
saat hujan
mengetuk atap
dan jendela
yang sembab.
Surabaya, 06.1.18
Di Tepian Waktu yang Kau Ingat
No comments:
Post a Comment