Ronaboyd Mahdiharja

Sebuah goresan nan Pribadi mengenai metamorforsis dalam alam pemikiran perjalan menjadi manusia.

Dec 12, 2019

Catatan Si Pemalas #23



Sebelum polemik busana santai Pak Nadiem, ada pengalaman unik akhir-akhir ini. Aku masih ingat betul siang tanggal 30 November 2019. Kulihat juri peradilan semu tampak terkantuk-kantuk. Aku pun demikian. Suasana sedikit berubah ketika seorang saksi perempuan masuk ruang sidang. Ia memakai baju terusan berwarna putih. Pakaiannya agak semrawang dan di atas lutut. Aku tertarik pada respon majelis hakim dari tim yang bertanding. Oh, ternyata bukan bagian dari eksplorasi persidangan.

Usai penilaian aku penasaran dan bertanya pada sang Hakim yang ikut serta melihat. Menurut sang Hakim, pakaian tersebut tidak memenuhi standar etika dan kesopanan di pengadilan. Aku pun lega karena sempat menyangsikan perihal etika dan kesopanan pakaian di pengadilan.  Aku masih ingat penjelasan seorang dosen bertahun-tahun silam, pelanggaran etika dan kesopanan pakaian bisa masuk dalam contempt of court. Problemnya, etika kesopanan dalam berpakaian memiliki standar yang berbeda untuk masa kini. Akan tetapi, ternyata hal tersebut tidak berubah di dalam pengadilan. Tidak ada yang berani bermain-main dalam suatu persidangan. Ketukan palu hakim dapat menentukan nasib ke depan seorang manusia, sedangkan yang lain hendak menganggap hal demikian main-main? MK sampai membuat aturan yang ketat perihal ini, bahkan hingga perlu menayangkan hal tersebut di layar LCD besar.
***
Ruang akademik memang cair. Tergantung suasana dan forum yang dikehendaki. Berbagai pendapat pun beragam. Yang mendukung rerata adalah kalangan muda-mudi atau merasa masih muda-mudi. Yang menolak mensakralkan ruang akademik dan jabatan yang melekat dalam diri seseorang. Aku? Aku tidak berada dalam kondisi mendukung dan menolak. Hal yang terpenting adalah agar kedua belah pihak tidak asing terhadap busana seseorang yang dipakai berdasarkan keyakinan agamanya. Pakai cadar dikritik, menggunakan pakaian biksu dikritik, mengenakan busana biarawati dikritik pula. Barangkali yang mengkritik menginginkan yang bersangkutan untuk telanjang saja.

Aku teringat seorang feminis yang heran ketika muslimah Perancis berdemo untuk menyuarakan hak untuk bercadar. Di Perancis bercadar itu dilarang, bahkan dikenai denda. Dalam dunia barat, cadar dilihat sebagai simbol pengekangan perempuan. Pada ruang materialis, tuntutan hak unutk bercadar tentunya tidak masuk akal karena hanya berguna untuk menyenangkan Tuhan. Tuhan bagi mereka hanya semacam ilusi atau candu.

Daripada aku terjebak pada perdebatan dengan hati dan otak batu semacam itu, lebih baik kutinggal menonton film The Irishman. Selama tiga setengah jam aku khidmat menonton kehidupan para gangster. Aku sedikit menggerutu karena melihat durasi film yang panjang. Akan tetapi, tidak sia-sia waktuku menontonnya. Film ini sajian mewah akhir tahun dalam bidang sinema. Melalui pendekatan yang berbeda, the Irishman nyaris sempurna sebagai sebuah film. Ternyata, Martin Scorsese sutradaranya.

Apabila kamu mengikuti perdebatan panas antara sineas Hollywood, pasti akan mafhum dengan nama Martin Scorsese. Yah, ketika akhir-akhir ini Disney memulai proyek remake film animasi menjadi live-action, Marvel telah memulai proyek ambisiusnya dengan film Iron Man. Satu dekade ini kita digempur oleh MCU dan Avengers: Endgame sebagai penutup fase (lihat di sini). Aku pun menikmati itu semua. Lalu Scorsese muncul untuk memulai polemik dan kemudian diikuti oleh Coppola. “That’s not cinema,” ujar Scorsese pada Empire Magazine. Scorsese sadar ucapannya telah membelah para sineas, Ia tidak tinggal diam sehingga perlu menguraikan pendapatnya secara khusus dalam kolom opini di New York Times.

Gagasan dan visi Scorsese makin tampak jelas ketika kalian menonton The Irishman. Setelah mengkritik MCU, Scorsese seperti ingin mengatakan “Begini lho film yang sebenarnya itu.” Penggemar Marvel pun akan terdiam melihat karya terbaru Scorsese. Butuh waktu bertahun-tahun bagi MCU untuk membuat penonton merasakan melankolis super hero, tapi tiga setengah jam sudah cukup bagi Scorsese. Perlu diakui bahwa omong besar Scorsese sejalan dengan karya yang dihasilkan. Setiap orang yang paham film akan bersepakat jika The Irishman layak mendapatkan nominasi Oscar. Sayangnya, satu-satunya hal yang menghambat Scorsese untuk meraih banyak nominasi Oscar adalah mulut besarnya sendiri. Kita hanya perlu menunggu tahun depan.
***
Jam telah menunjukkan dini hari. Sebuah berita lawas mampir di beranda browser android “article suggestions”. Berita-berita lawas yang sebenarnya tidak kupedulikan. Akhirnya, aku berhenti pada sebuah berita terkait anak pengacara kondang yang blak-blakan tentang perceraiannya dengan seorang Hafidz. Secara jujur Ia mengakui tidak ta’aruf, melainkan pacaran. Suatu bentuk kebohongan kepada seluruh negeri yang ia tutupi selama ini dan baru bisa dibuka. Aku meneteskan air mata membaca berita tersebut. Air mata itu seperti kelegaan. Berulang kali batinku berkata, “Teoriku benar. Teoriku benar. Teori yang selama ini kuyakini benar.” Selama ini aku yakin bahwa niat baik, proses salah maka hasilnya pun tidak baik. Pada sisi lain, aku pun teringat guruku bahwa ulama atau orang alim bercerai itu bukan aib sambil memberikan contoh-contohnya di masa lalu. Apalagi jika memiliki mobilitas tinggi, sedangkan istri tidak menghendaki. Maka daripada itulah, dulu aku diwanti-wanti mencari pendamping yang memiliki tingkat pengertian terhadap perjuangan suami.

Lantas, bagaimana jika hal tersebut dibalut dengan kebohongan? Allah lebih suka kejujuran dibandingkan kebohongan. Allah memang woles sehingga membuat banyak manusia terlena dan menggampangkan, namun perlu diingat pula azab-Nya pun begitu pedih. Pagi itu aku dibuat merinding mengingat petuahnya.



1 comment:

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    ReplyDelete